
Pemilik :
www.kangajo.wordpress.com
www.kangajo.multiply.com
www.sigaresto.wordpress.com
www.sigaresto.blogspot.com
Perubahan adalah suatu hal yang pasti terjadi pada setiap manusia. Menjadi lebih baik atau lebih buruk merupakan pilihan dan kita sendiri yang bisa menentukan. Ingat, Kesalahan yang dilakukan berulang akan menjadi habit yang kita tidak sadari bahwa kita telah berbuat salah. -Joh@n-
Anda pernah nonton film "Anatomy 2"? Saat mata sulit terpejam entah karena siang Sabtu, 14 Maret 2009 itu tidur begitu 'banyak'-nya, karena kondisi badan sedang tidak fit (Hari Jum'at, 13 Maret 2009 selain tidak masuk kantor, juga tidak melangkahkan kaki keluar rumah untuk sekedar pergi ke dokter, ga mandi seharian, bujangan bebas kan...?) atau lagi stress mikirin kerjaan? Aku yang paling tau, ini pasti karena tubuh ini masih tidak 'normal', saya pindahkan channel tv ke TransTv. Jam 2 pagi, harusnya sudah terlelap. Anatomy 2? Melihat judulnya seperti film alien yang sejatinya tidak saya minati. Tapi tunggu..... oooo...rupanya film ini menceritakan tentang dokter-dokter ambisius di Jerman yang ingin melakukan penyembuhan dengan barbagai cara tanpa mempertimbangkan moral dan norma agama.Mereka melakukan research dalam group mereka yang eksklusif. Mengorbankan rekan kerja, keluarga bahkan pasien di rumah sakit sebagai objek penelitian mereaka. Hasilnya, banyak pasien yang pada awalnya masuk rumah sakit hanya flu berat, bisa meninggal dengan berita acara kelainan fungsi jantung karena dijadikan objek percobaan dan manipulasi data.Dokter-dokter dalam kelompok tersebut memang memiliki posisi yang strategis dalam managemen rumah sakit, bahkan dewan penasihat dokter-pun adalah anggota group eksklusif tersebut.Namun, ditengah kebiadaban sekelompok dokter tersebut, pasti ada dokter yang berjiwa malaikat. Dia menyadari side effect dari kebrilianan para dokter sesat itu. Terlebih, salah satu temuan tersebut akan dicoba pada adiknya yang menderita lumpuh.Singkat cerita (karena adzan subuh sudah berkumandang & kantuk sudah mulai menyerang) dengan bantuan perawat asal Philipine (yang paling saya ingat dari perkataan suster ini adalah "Kami mempelajari teknologi dari Jerman, tapi menjalankannya dengan kearifan Philipine", kurang lebih begitulah) akhirnya dokter yang baik berhasil menyelamatkan adiknya dan membongkar aktifitas ilegal dari kelompok dokter yang salah jalan.Ilmu tanpa amal, pincangAmal tanpa ilmu, butabegitulah kira-kira
"Yang penting ikhlas dan dijalankan dengan hati yang bersih aja, pasti usaha restorannya akan maju" setidaknya itu phylosofi sederhana yang dianut seorang teman yang memulai bisnis restoran sejak 1990 dan sampai sekarang tak pernah surut diterjang persaingan. Ini pulalah yang jadi prinsip hidupnya Oom Bob Sadino, setidaknya itulah yang aku dengar dan saksikan saat beliau diwawancara Farhan dalam Tatap Muka.
Suara renyah tawa itu membuncah keluar dari speaker Nexian bututku sesaat setelah aku hubungi no telpon yang aku dapat dari chat yang masuk dari seseorang lewat YM! dan menyatakan bahwa dia adalah teman sekelasku saat kelas 1 dan 2 SMA. Tebakanku tidak salah, inilah orang yang aku kenal waktu SMA dulu. Dan telah 8 tahun terakhir ini tak pernah kujumpai lagi batang hidungnya sesaat setelah upacara perpisahan di GGT (Gelanggang Galuh Taruna). Akhirnya waktu lebih dari 2 jam, hingga hampir lewat tengah malam tak cukup untuk berbagi cerita 8 tahun perpisahan kami.
Orang bilang ada 3 faktor utama penentu keberhasilan dari usaha rumah makan, yaitu Lokasi, lokasi dan lokasi. Kenapa begitu pentinganya sebuah lokasi menentukan tingkat keberhasilan suatu usaha? Karena memang disanalah (lokasi) terdapat calon konsumen, banyak atau sedikitnya potensi pasar ditentukan oleh lokasi tersebut. Katakanlah kita hanya mampu menarik 5 persen dari crowd/traffic/potensi pasar yang ada di sekitar lokasi. Namun, hasilnya akan sangat besar jika ternyata lokasi tersebut menyediakan crowd/traffic/potensi pasar sebesar 100.000 per hari. Lima persen yang hanya seper dua puluh dari total pasar sebanyak 100.000 adalah 5.000, jumlah yang sangat menggiurkan bukan?
Saya merasa dikhianati Pak. Dengan nada tinggi, suara seorang client dari Malaysia malam itu memekakan telingaku selepas Magrib, saat baru saja pulang dari Bogor Nirwana Residence menyelesaikan administrasi pekerjaan. Remuk hati ini, merasa kerja keras me-maintenance client yang pertama di Malaysia yang saat itu merasa dikecewakan oleh perusahaan tempat aku kerja.Aku tidak bisa berkata apa-apa selain mengikuti naluri untuk menenangkan emosi client yang satu ini dengan seribu bahasa yang tentunya tidak menyasar langsung ke pokok permasalahan, karena menurutku pada kondisi saat itu bantahan, sangkalan, penjelasan rasional tidak akan diterima. Tiga kali berturut-turut telponku kembali berdering dan kembali kudengar keluhan, bahkan saat ini diiringi tangis kekecewaan. Saat itu juga aku cari pokok permasalahan sebenarnya dengan melakukan cross check kepada tim di Malaysia dan karyawan di Bogor, sampai pada akhirnya aku mengambil kesimpulan bahwa kekecewaan yang dikeluarkan oleh rekan bisnis di Malaysia ini semata merupakan reaksi dari informasi yang belum diterima dengan jelas karena perbedaan pandangan dan fokus antara tim aku di Malaysia dengan sang rekan bisnis. Apakah ini bentuk kecurigaan/prasangka yang tanpa sengaja saat masih di kantor, sore itu aku mencari devinisi dari curiga/prasangka di wikipedia.org? Setelah ditelusuri, memang benar bahwa klien saya belum memiliki informasi yang jelas atas kemungkinan yang akan terjadi terhadap bisnisnya. Fanally semua masalah bisa diselesaikan dengan tenang dan damai.
Akhirnya, ini adalah suatu pelajaran bahwa kondisi ideal untuk berkembang bagi satu orang akan dipandang lain oleh orang yang berbeda dengan sudut pandang dan data yang dimiliki. Itulah kenapa selama ini saya selalu mencari data sebanyak mungkin untuk dijadikan informasi sebelum memutuskan masalah. Karena tanpa data dan informasi yang jelas, suatu keputusan akan salah arah dan tidak tepat menyelesaikan. Memang dalam jiwa seorang entepreneur, intuisi itu sangat diperlukan. Namun, intuisi itu akan jauh lebih lebih efektif jika didukung dengan pertimbangan akan data dan informasi.Kedua, saat kita mendapati sepenggal data/perkataan/tulisan yang belum lengkap dan seolah merugikan kita, alangkah baiknya jika data tersebut dicari kebenarannya sebelum kita jadikan informasi. Karena data itu bersifat mentah, tidak bisa langsung dijadikan dasar pengambilan keputusan sebelum dijadikan informasi. Caranya bagaimana? Jika data itu adalah angka penjualan setiap bulan, maka bisa saya anggap bahwa informasinya adalah grafik perkembangan penjualan setiap bulan. Kemudian, berhati-hatilah dalam memilih dan mempercayai sumber data dan informasi. Jika akhir-akhir ini Lembaga Survey akan distandarisasi, mungkin itu adalah upaya untuk memastikan bahwa seluruh lembaga yang melakukan survey, melakukannya dengan metode yang terukur dan data yang valid.Begitupun, cara kita menyampaikan informasi itu harus dipastikan bisa dimengerti oleh semua pihak. Karena perbedaan sudut pandang akan merusak semuanya.