Thursday, June 14, 2007

Disalahkan & Menyalahkan


Disalahkan dan Menyalahkan



Pagi-pagi meeting dengan karyawan di Pabrik. Banyak yang dibahas, termasuk tentang "ngomongin orang di belakang". Gw sadar masih suka aja ngomongin orang lain di belakang, dan itu gw akui salah. Tapi yang sangat jelas terlihat dalam jajaran management di perusahaanku adalah selalu mencari celah kesalahan orang lain, jika dirinya merasa kesalahan dia terungkap di meeting.

Contoh : Seharusnya kamu langsung tanya pada saya jika merasa curiga atau ingin tahu apa yang sedang saya kerjakan. Pasti ada balasannya sebagai berikut. Yang saya minta dari mba harus menjadi begini dan begitu dll.

Di satu sisi hal itu bagus pada sesi brain storming, tapi menurut gw, jika pada saat kita mengungkapkan atau menegur kesalahan orang lain, trus orang yang disalahkan tersebut malah kembali mengoreksi kita, maka akan terkesan defensif (bertahan). Sehingga gw khawatir kalo komentar pertama tidak masuk ke dalam hati objek yang dikritik. Begitu juga dengan koreksi balasan yang kembali disampaikan kepada pengkritik pertama.

Bahayanya lagi, orang yang pertama kali mengkritik akan merasa bahwa kritikan yang disampaikan lawan bicaranya merupakan suatu pembelaan semata, dan salah satu cara menjatuhkan dengan cara mencari kesalahannya.

Entah ini terjadi dalam jiwa-jiwa karyawan itu, ataukah hanya terjadi pada diri aku sendiri. Yang pasti, sering terjadi perdebatan terbuka (lebih tepatnya debat kusir) yang tidak pernah ada solusi terbaiknya, kecuali saat dibicarakan di dalam meeting.



Anda bingung? (sama penulis juga euy :D)

No comments:

Post a Comment